Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan
salah satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang
berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital
Initiative: BFHI) tahun 1992. Di dalam langkah keempat tertulis “bantu
ibu mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan memfokuskan
pada kemampuan alami yang ‘ajaib’ bagaimana bayi memulai menyusu
dengan cara bayi merangkak di dada ibunya yang disebut breast crawl dan
penjelasannya yaitu ‘Setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya
segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk menemukan payudara ibunya
dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya sendiri’.
WHO menjelaskan dalam dokumennya mengenai hal ini yaitu “Ibu di ruang
bersalin yang melahirkan secara normal harus diberitahu bahwa dalam 30
menit setelah kelahiran akan diberikan bayinya untuk dilakukan kontak
kulit-ke-kulit paling sedikit selama 30 menit, dan ditawarkan bantuan
oleh petugas kesehatan untuk mulai menyusu. Sedikitnya 50% ibu yang
melahirkan secara operasi Caesar dikonfirmasikan dapat merespons dalam
30 menit, dan akan diberikan bayi untuk dipegang dengan kontak
kulit-ke-kulit.
Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi.
Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi.
Latar belakang
Pada United Nations Millennium Summit bulan September 2000 disepakati
untuk menurunkan angka kematian anak di bawah usia 5 tahun sebanyak dua
pertiga dari keadaan sebelumnya, tetapi angka kematian neonatal yang
saat ini mencapai 40% dari kematian balita belum dapat diturunkan.
Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya. Beberapa
negara memperkirakan dapat menurunkan 2/3 kematian balita pada tahun
2010. Duapuluh delapan persen atau 1,2 juta kematian terjadi di Afrika.
Berdasarkan angka statistik tersebut, tampaknya Millenium Development
Goals (MDGs) 4 dapat tercapai jika kematian neonatal dapat diturunkan.
Hal ini membutuhkan intervensi kesehatan ibu dan bayi. Risiko tertinggi
kematian bayi baru lahir di suatu negara terutama di daerah pedesaan dan
keluarga miskin .
Sebagian besar dari 4 juta kematian bayi baru lahir disebabkan oleh
penyebab yang dapat dicegah yaitu infeksi (meningitis, sepsis, dan
pneumonia). Edmond dkk. menunjukkan, inisiasi menyusu dalam satu jam
pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari.
Sebaliknya, penundaan inisiasi meningkatkan risiko kematian. Bahkan
bila inisiasi menyusu terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat
meningkatkan risiko kematian 2-4 kali. Oleh karena itu, pastikan kontak
kulit-ke-kulit dilakukan dengan benar. Kontak kulit-ke-kulit yang benar
harusnya dikerjakan tidak terburuburu, tidak terganggu, tanpa pakaian,
dimulai secepatnya, segera setelah lahir, dan berlangsung sedikitnya
selama satu jam.
Penelitian di RS St. Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini, didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vakum) sebesar 44%. Keberhasilan IMD pada operasi bedah Caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi menyusui dini akan membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif,
produksi ASI selanjutnya dan lama menyusu.
Penelitian di RS St. Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini, didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vakum) sebesar 44%. Keberhasilan IMD pada operasi bedah Caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi menyusui dini akan membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif,
produksi ASI selanjutnya dan lama menyusu.
Langkah-langkah dalam melakukan inisiasi menyusu dini adalah
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, serta bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya, karena bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari puting ibu yang berbau sama. Selain itu, dada ibu
tidak boleh dibersihkan dahulu agar baunya tetap ada. Setelah dua menit,
tali pusat dipotong dan diikat, kemudian bayi ditengkurapkan di perut
ibunya dengan kepala bayi menghadap ke kepala ibu. Kalau ruang bersalin
dingin, kepala bayi
diberi topi dan punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah dihangatkan.
diberi topi dan punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah dihangatkan.
Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini membantu kontraksi
uterus. Meski kemampuan melihat terbatas, bayi dapat membedakan terang
dan gelap dan melihat areola mammae yang memang berwarna lebih gelap dan
menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu.
Stimulasi yang menyerupai massage / pijatan bagi dada ibu. Bayi kemudian
mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dibantu indera
penglihatan. Bayi akan mengangkat kepala, dan mengambil puting dari samping dan mulai mengulum puting lalu mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27-71 menit.
penglihatan. Bayi akan mengangkat kepala, dan mengambil puting dari samping dan mulai mengulum puting lalu mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27-71 menit.
Menyusu pertama berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Dan
setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan untuk
mengisap. Selama menyusu, bayi akan mengkoordinasi isapan, menelan, dan
bernapas. Pada saat itu, kadang sudah terdapat kolostrum, jadi proses
menyusu jangan diinterupsi. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam
setelah lahir atau pada hari berikutnya.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
Dalam proses melahirkan, disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi untuk ibu. Para petugas kesehatan yang membantu
ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan
kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi
Caesar. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (lemak putih). Vernix menyamankan kulit bayi. Bayi
kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi
dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada
dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu
ibunya. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa
yang dilakukan oleh bayi. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya
bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. Ibu dan bayi tetap
bersama dan dirawat-gabung. Dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering
dan selama mungkin di dada ibunya. Rawat-gabung memungkinkan ibu
menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan
menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan
batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena
selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu
untuk beristirahat dan menyusui.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Beberapa penelitian membuktikan manfaat inisiasi menyusui dini. Dada
ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian karena hipotermia (kedinginan). Ibu dan bayi merasa lebih
tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih
stabil. Dengan demikian,
bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan faktor pertumbuhan sel usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih mudah dilalui oleh kuman dan antigen lainnya. ASI merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus.
bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan faktor pertumbuhan sel usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih mudah dilalui oleh kuman dan antigen lainnya. ASI merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus.
Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga
menjamin kelangsungan hidup sang bayi. Bayi memperoleh ASI (makanan
awal) yang tidak menyebabkan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung
protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak
dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. Bayi yang menyusu dini akan
lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6
bulan.
Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya hormon oksitosin yang penting, karena hormon ini: Mengurangi
perdarahan pasca persalinan dan mempercepat pengecilan uterus. Merupakan
hormon yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi,
lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang
nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. Mengkontraksikan otot-otot di
sekeliling kelenjar ASI sehingga ASI dapat terpencar keluar.
Di menit-menit ketika bayi merayap di perut dan dada ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan bibir, dan menjilati permukaan kulit ibunya, sebelum akhirnya berhasil mengisap area puting dan areola. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteribakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya layaknya sebuah imunisasi alami. Memelihara kemampuan
mempertahankan diri (survival).
Di menit-menit ketika bayi merayap di perut dan dada ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan bibir, dan menjilati permukaan kulit ibunya, sebelum akhirnya berhasil mengisap area puting dan areola. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteribakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya layaknya sebuah imunisasi alami. Memelihara kemampuan
mempertahankan diri (survival).
Manfaat lain adalah inisiasi dini membantu spesies manusia menjaga
kemampuan survival (bertahan hidup) alaminya. Jika kita tidak memberi
kesempatan pada bayi baru lahir untuk melakukan inisiasi menyusu dini,
maka kita sebenarnya tengah menghilangkan kemampuan survival alami pada
satu generasi spesies manusia. Tetapi bayi-bayi itu tak pernah mendapat
kesempatan menguji kemampuan survival untuk menemukan sendiri sumber
kehidupan mereka yaitu air susu ibu.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan
Dalam membantu ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini di
praktek klinis pada partus spontan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dipersiapkan, antara lain:
- Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin.
- Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi/ tidak menggunakan obat kimiawi
- Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix, mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
- Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. - Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
- Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
- Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
- Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, ibu dibantu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
- Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan diberi vitamin K.
- Rawat gabung bayi: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
- Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis. Tidak perlu diberikan dot atau empeng.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada operasi Caesar
Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusu
dini pada operasi Caesar perlu diperhatikan dan dipersiapkan beberapa
hal, antara lain:
- Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan.
- Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix; kecuali tangannya. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
- Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
- Bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi, namun sedapat mungkin masih lurus di tengah dengan mata bayi setinggi puting ibu. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
- Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
- Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tetapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
- Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
- Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
- Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada bayi kembar
Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusui
dini pada bayi kembar prinsipnya sama dengan bayi tunggal hanya yang
perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah beberapa hal yaitu:
dianjurkan SUAMI atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin. Saat
bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi,
bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi
dapat diberi topi. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, bayi
pertama diberikan pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat
pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru kemudian ditutupi
baju ayah. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama
kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi kedua tidak memerlukan
resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu
berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi –
bayi dapat diberi topi. Proses selanjutnya sama dengan IMD pada bayi
tunggal.
Hambatan Inisiasi Menyusu Dini
Pendapat yang menghambat kontak dini kulit-ke-kulit pada bayi baru lahir adalah
1. Bayi kedinginan (hipotermia)
Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh
yang belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk
mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Proses
kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi,
radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam
lingkungan dengan suhu sekitar 25-280C, dikeringkan dan dibungkus
dengan hangat. Oleh karena itu, sebagian besar tenaga penolong
persalinan menghindari proses inisiasi menyusu dini pada satu jam
kelahiran karena tingginya kekhawatiran akan terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir tersebut. Pada penelitian di RS Carolus, Jakarta angka kejadian hipotermia pada IMD adalah sebanyak 2 kasus dari 276 bayi yang dilakukan IMD
dan semuanya terjadi pada kelahiran secara bedah Caesar. Pada bayi dengan kekhawatiran tejadi hipotermia maka perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas dengan upaya antara lain:
kelahiran karena tingginya kekhawatiran akan terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir tersebut. Pada penelitian di RS Carolus, Jakarta angka kejadian hipotermia pada IMD adalah sebanyak 2 kasus dari 276 bayi yang dilakukan IMD
dan semuanya terjadi pada kelahiran secara bedah Caesar. Pada bayi dengan kekhawatiran tejadi hipotermia maka perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas dengan upaya antara lain:
- Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
- Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai.
- Tutupi kepala bayi.
- Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak ditutup.
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
- Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
- Karen bayi baru lahir cepat dah mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi berpakaian/ diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir.
- Tempatkan bayi di lingkungan hangat
- Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
- Rangsangan taktil
- Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
2. Ibu lelah dan masih merasa kesakitan setelah melahirkan.
Pada ibu yang mengalami kesulitan dalam proses persalinan, umumnya
ibu akan terlalu lelah dan merasa kesakitan bila harus berpartisipasi
dalam proses inisiasi menyusu dini.
3. Kurang tersedia tenaga kesehatan yang mengerti mengenai inisiasi menyusu dini.
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.
5. Ibu harus mengalami tindakan penjahitan.
5. Ibu harus mengalami tindakan penjahitan.
6. Bayi perlu diberi vitamin K dan obat tetes mata sesegera mungkin karena memiliki faktor reisiko tertentu.
7. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang, dan diukur.
8. Kolostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.
9. Tenaga kesehatan belum sepakat tentang pentingnya memberi
kesempatan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir dengan operasi
Caesar.
Kesimpulan
Inisiasi menyusu dini merupakan kesepakatan dunia dan dilakukan pada
semua bayi dan ibu dalam keadaan stabil baik pada persalinan normal
maupun dengan bantuan alat atau operasi Caesar.
Yang terpenting dalam inisiasi menyusui dini adalah memberikan kontak
kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi selama mungkin (minimal 1 jam) tanpa
diganggu sehingga mengurangi risiko hipotermia, membantu bayi mengambil
bakteri baik dari kulit ibu dan meningkatkan produksi hormon oksitosin.
Daftar Bacaan
Daftar Bacaan
- Gangal P, Bhagat K, Prabhu S, Nair R, UNICEF, WHO and WABA. Breast crawl: initiation of breastfeeding by breast crawl. 2007.
- Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Pediatrics. 2006;117:380-6.
- UNICEF/WHO. Breastfeeding promotion and support in a Baby-Friendly Hospital – 20 hour Course. 2006.
- Baker EJ, Sanei LC, Franklin N. Early Initiation of and Exclusive Breastfeeding inlarge-scale Community-based Programmes in Bolivia and Madagascar. J Health Popul Nutr. 2006;24:530-9.
- Gupta A. Initiating breastfeeding within one hour of birth: a scientific brief. Dipresentasikan pada Thirty Fourth Session of the Standing Committee on Nutrition Working Group on breastfeeding and Complementary Feeding On WBW 2007 – Breastfeeding: The 1st Hour – Save ONE million babies! On behalf of World Alliance for Breastfeeding Action (WABA)
- Yohmi E, Purnawati J. The rate of early initiation of breastfeeding at Sint Carolus Health Services. Dipresentasikan pada PIT IDAI Maret 2010.
- Lauer JA, Betran AP, Barros AJ, de Onis M. Deaths and years of life lost due to suboptimal breast-feeding among children in the developing world: a global ecological risk assessment. Public Health Nutr 2006;9:673-85.
- Clemens J, Elyazeed RA, Rao M, Savarino S, Morsy BZ, Kim Y, dkk. Early initiation of breastfeeding and the risk of infant diarrhea in rural Egypt. Pediatrics. 1999;104:e3.
- Setty V. Better breastfeeding, healthier lives. Population Reports Series L No.14, Baltimore, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, the INFO Project, March 2006. Diunduh dari: http://www.populationreports. org/114 Diakses tanggal 24 Jan 2009.
- International Baby Food Action Network (IBFAN) Asia. The state of the world’s breastfeeding: report card. Initiation of breastfeeding within 1 hour. New Delhi: IBFAN Asia. Diunduh dari: http://www.worldbreastfeedingtrends.org/reportcard/RC-IB.pdf. Diakses tanggal 1 Februari 2009.
- World Health Organization. Health and Millennium Development Goals. Geneva: WHO; 2005. Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/ Diakses tanggal 1 Desember 2009.
- World Health Organization. Neonatal and perinatal mortality: country, regional and global estimates. Geneva: WHO; 2006. Diunduh dari: http://www.who.int/ Diakses tanggal 4 Februari 2009.
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materi penyuluhan inisiasi menyusui dini (IMD). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.
- Roesli R. Peran Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/11507844/Inisiasi-Menyusu-Dini-Dan-Asi-Perannya-Menurunkan-Kematian-Bayi-Dan-Anak24-Jan-08 Diakses tanggal 13 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar